Tuesday, January 29, 2019

Sejarah Perkembangan Media Pembelajaran

            Pada awal sejarah pendidikan, guru merupakan satu-satunya sumber untuk memperoleh pembelajaran. Dalam perkembangan selanjutnya, sumber belajar itu kemudian bertambah dengan adanya buku. Pada masa itu kita mengenal tokoh bernama Johan Amos Comenius yang tercatat sebagai orang pertama yang menulis buku bergambar yang ditujukan untuk anak sekolah dan buku tersebut berjudul Orbis Sensualium Pictus (Dunia Tergambar) yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1965. Penulisan buku itu dilandasi oleh suatu konsep dasar bahwa tak ada sesuatu dalam akal pikiran manusia, tanpa terlebih dahulu melalui penginderaan.
            Dari sinilah para pendidik mulai menyadari perlunya sarana belajar yang dapat memberikan rangsangan dan pengalaman belajar secara menyeluruh bagi siswa melalui semua indera, terutama indera pandang dan dengar. Media pembelajaran mula-mula hanya dianggap sebagai alat bantu guru dalam kegiatan mengajar. Alat bantu tersebut adalah alat bantu visual seperti gambar, model, grafis atau benda nyata lain. Alat bantu tersebut dimaksudkan untuk memberikan pengalaman langsung, memotivasi serta mempertinggi daya serap peserta didik. Tetapi karena terlalu memusatkan perhatian kepada alat bantu visual, sehingga kurang memperhatikan aspek desain, pengembangan pembelajaran dan juga evaluasinya.
            Sekitar abad ke-20, mulailah masuk pengaruh teknologi audio sehingga pembelajaran mulai dilengkapi dengan peralatan audio. Dan pada pertengahan abad ke-20, pemanfaatan alat visual mulai melengkapi dengan peralatan audio sehingga dikenal dengan istilah audio visual. Dan pada akhir tahun 1950, teori komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan alat audio visual. Dalam pandangan teori komunikasi, alat audio visual berfungsi sebagai alat penyalur pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan.
            Begitu pula dalam dunia pendidikan, alat audio visual ini bukan hanya dipandang sebagai alat bantu guru saja, melainkan juga berfungsi sebagai penyalur pesan belajar. Tetapi pada masa itu, peserta didik yang merupakan komponen utama dalam pembelajaran belum mendapat perhatian khusus. Baru pada tahun 1960-1965, para ahli mulai memperhatian peserta didik sebagai komponen utama dalam pembelajaran. Pada masa itu juga ada teori yang mempengaruhi penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran, yaitu teori Behaviorisme (teori tingkah laku) dari BF. Skinner. Dan teori ini telah mendorong diciptakan media yang dapat mengubah tingkah laku siswa sebagai hasil proses pembelajaran.
            Pada tahun 1965-1970, pendekatan sistem mulai menampakan pengaruhnya dalam dunia pendidikan dan pengajaran. Pendekatan sistem ini mendorong digunakannya media sebagai bagian integral dalam proses pembelajaran. Dan setiap program pembelajaran harus direncanakan secara sistematis dengan memusatkan perhatian kepada siswa.
                Dan pada masa sekarang, perkembangan media sangat pesat, semakin banyak tokoh-tokoh pendidikan yang mempelopori media, sehingga semakin banyak pula alat-alat yang tercipta untuk membantu pembelajaran.
      




[1]I. A. Darmawan, Sejarah Perkembangan Media Pembelajaran, Online: http://gladie-kun.blogspot.com/2009/10/media-pembelajaran-ict.html, diakses Oktober 2009


Friday, January 25, 2019

Kriteria Memilih Media Pembelajaran


Yang perlu diperhatikan dalam penggunaan media adalah bagaimana kriteria pemilihan media pembelajaran itu sendiri, mengingat prinsip media itu dipersiapkan, dibuat dan digunakan untuk mempermudah pengajar dalam upaya mengemas materi pembelajaran supaya menjadi praktis. Dalam hal ini, kualitas pembelajaran juga dipengaruhi oleh pemilihan media pembelajaran yang digunakan. Untuk mendapatkan pembelajaran yang berkualitas maka diperlukan pemilihan media pembelajaran tepat. Pemilihan media pembelajaran yang tepat berarti bahwa media yang digunakan tidaklah sia-sia jika digunakan.



Buku, Baca, Pelajaran, Sekolah Dasar, Ilustrasi
 a.      Ekonomis dan Praktis
            Di zaman yang semakin modern ini, media itu akan menjemukan apabila guru mengabaikan pemanfaatan media yang ada di sekitarnya. Karena sesungguhnya alam sekitar kita menyediakan berbagai macam media yang dapat digunakan dalam pembelajaran dan juga dapat memaksimalkan tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Alam sekitar kita dapat dimanfaatkan apabila di dalam diri guru terdapat kreativitas untuk dapat mengolah alam menjadi media atau alat bantu pembelajaran.
            Sependapat dengan Gultom, Syaiful Sagala juga mengatakan bahwa sebagai pendidik dalam bidang studi apa saja, ia harus mampu pula menggunakan lingkungan sekitar sebagai media belajar. Hal ini menunjukkan bahwa sebagai seorang guru dibutuhkan kreatif dalam memanfaatkan alam sekitar sebagai media pembelajaran. Karena guru dikatakan kreatif apabila menemukan masalah dalam mengajar, dia selalu mencari cara bagaimana agar proses belajar mencapai hasil sesuai dengan tujuan.
            Dari pernyataan di atas, penulis menyimpulkan bahwa guru hendaknya mampu memanfaatkan alam sekitar menjadi alat bantu dalam pembelajaran, selain praktis, harganya juga terjangkau.

 b.      Sesuai dengan Materi Pembelajaran
           Media yang digunakan dalam proses pembelajaran bukan hanya sebagai alat hiburan atau semata-mata dimanfaatkan untuk mempermudah guru menyampaikan materi, akan tetapi benar-benar untuk membantu siswa belajar sesuai dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu media yang akan digunakan oleh guru perlu disesuai dengan materi pembelajaran karena setiap materi memiliki kemudahan dan kesulitannya masing-masing. Contohnya untuk menjelaskan materi proses metamorfosis pada kupu-kupu, maka guru perlu mempersiapkan sebuah video atau gambar-gambar yang menjelaskan tentang proses metamorfosis pada kupu-kupu. Dengan demikian peserta didik bukan hanya bisa membayangkan tetapi bisa melihat langsung bagaimana proses metamorfosis kupu-kupu terjadi.

 c.       Sesuai dengan kemampuan guru dalam mengoperasikannya
            Media memang dapat membantu dalam menyampaikan pesan kepada peserta didik dalam pembelajaran, karena peran media dalam pembelajaran adalah membantu guru mempermudah menyampaikan informasi atau pesan. Media akan membantu dengan maksimal apabila guru mampu mengoperasikan secara tepat dan benar. Media secanggih apapun tidak dapat menolong tanpa kemampuan teknis mengoperasikannya. Maka sebaiknya guru sebelum menggunakan media, terlebih dahulu mempelajari bagaimana mengoperasikan media yang akan digunakan dan memanfaatkan media tersebut, sehingga media dapat digunakan dengan efektif dan tidak sia-sia jika diterapkan. Mempelajari terlebih dahulu sangatlah membantu guru dalam mengoprasikan media.
            Untuk itu, guru perlu menyesuaikan kemampuannya dalam mengoperasikan media pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran, supaya ketika media itu dipakai dapat membantu dengan maksimal dan peserta didik juga dapat menangkap dan memahami materi melalui media yang guru sajikan.

 d.      Sesuai dengan minat, kebutuhan dan kondisi siswa
           Sebagai guru Pendidikan Agama Kristen seharusnya bisa lebih memahami kondisi setiap nara didiknya karena itu sangat penting dalam membantu siswa memahami materi pembelajaran. Dan yang perlu dimengerti bahwa masing-masing siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menangkap materi yang disampaikan oleh guru. Siswa yang memiliki kemampuan mendengar yang kurang baik, akan kesulitan mengikuti pelajaran manakala guru menggunakan media audio. Demikian juga siswa yang penglihatannya kurang baik, akan kesulitan mengikuti pelajaran manakala guru menggunakan media visual. Untuk itu guru perlu memperhatikan setiap kemampuan siswa sehingga siswa dapat mengikuti setiap kegiatan dan memahami setiap materi dengan baik yang disampaikan oleh guru.
            Selain kriteria pemilihan media di atas, ada kriteria lain dalam memilih media pembelajaran yakni, sesuai dengan tujuan pembelajaran, sesuai dengan materi, karakteristik siswa, gaya belajar siswa (auditif, visual, kinestetik), lingkungan dan ketersediaan fasilitas pendukung. Guru perlu memahami dan menerapkan pemilihan media ini supaya ketika menggunakan media di dalam kelas sesuai dengan yang diharapkan, pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan minat peserta didik dapat meningkat. Hal tersebut menegaskan bahwa seorang pendidik seharusnya mengajar yang dapat meningkatkan minat peserta didik, dengan demikian kebutuhannya dalam hal belajar terpenuhi dan perlunya mengetahui kondisi dari setiap peserta didik supaya guru dapat mempersiapkan materi sesuai dengan minat, kebutuhan dan kondisi dari peserta didik.




[1]Andar Gultom, Strategi, Model dan Evaluasi ((Bandung: Bina Media Informasi), 59-60
[2]Cece Wijaya dan Tabrin Rusyan, Kemampuan dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), 189
[3]Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, 174
[4]Nizwardi Jalinus dan Ambiyar, Media dan Sumber Belajar (Bandung: Kencana), 18


Tujuan, Manfaat dan Fungsi Media Pembelajaran


Menggunakan media dalam kegiatan belajar tentu bukanlah hal yang baru dalam dunia pendidikan. Telah banyak buku, artikel dan tulisan-tulisan yang membahas keharusan menggunakan media dalam pembelajaran. Hal itu membuktikan bahwa begitu besarnya peran media dalam proses kegiatan belajar mengajar. Dan di zaman yang semakin maju, tentu sudah banyak tenaga pendidik yang telah menggunakan media, tetapi ada juga guru yang masih saja belum menggunakan media. Apakah karena tidak begitu tahu tentang media? Tujuannya? Manfaatnya? Fungsinya?. Padahal menggunakan media memiliki tujuan, manfaat dan fungsi yang dapat membantu guru mempermudah menyampaikan materi. Bagi pendidik yang belum terlalu mengetahui berbagai hal tentang media, semoga artikel ini bisa membantu. Untuk itu, atrikel ini akan membahas tentang tujuan, manfaat dan fungsi dari media. Berikut penjelasannya.

1. Tujuan Media Pembelajaran
    Penggunaan media dalam pembelajaran bukan bermaksud untuk mengganti cara mengajar yang telah ada, tetapi untuk memperlengkapi, menambah variasi mengajar dan membantu para pendidik dalam menyampaikan pesan atau informasi. Dengan adanya media dalam pembelajaran diharapkan supaya ada interaksi yang terjandi antara guru dan peserta didik sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
   Tujuan media dalam pembelajaran adalah mencegah kemungkinan terjadinya verbalisme, yang artinya siswa hanya mengetahui tentang kata tanpa mengetahui makna yang terkandung dalam kata tersebut. Penyampaian materi yang hanya menggunakan bahasa menunjukkan bahwa pengetahuan akan semakin abstrak apabila hanya disampaikan melalui kata. Artinya bahwa media mempunyai tujuan yang baik dalam kegiatan belajar dan mencegah adanya verbalisme dalam kelas.

2. Manfaat Media Pembelajaran
Menggunakan media pembelajaran memiliki manfaat yang menjadikan peserta didik lebih aktif dan memiliki gairah untuk belajar. Menurut Trianto dalam bukunya Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, media memiliki manfaat sebagai berikut:
       a)   Bahan yang disajikan menjadi lebih jelas maknanya bagi siswa, dan tidak bersifat verbalistik;
       b)  Metode pembelajaran lebih bervariatif;
       c)   Siswa menjadi lebih aktif melakukan beragam kegiatan;
       d)  Pembelajaran lebih menarik; dan
       e)   Mengatasi keterbatasan ruang.

     Menggunakan media dalam pembelajaran memiliki manfaat yang dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan dengan adanya media sebagai alat bantu pengajaran, dapat membantu peserta didik untuk bisa lebih memahami apa yang dijelaskan oleh guru karena mereka bukan lagi membayangkan benda tertentu yang guru jelaskan tetapi dapat melihat langsung melalui berbagai media yang telah dirancang oleh guru.
     Di zaman yang serba canggih ini, guru seyogyanya memanfaatkan media yang ada di sekitarnya karena sebenarnya alam disekitar kita menyediakan berbagai macam media. Pendapat ini diperkuat oleh Andar Gultom dengan bukunya Strategi, Model dan Evaluasi yaitu, Proses pembelajaran modern di tengah masyarakat media akan menjemukan dan sering jika mengabaikan pemanfaatan media. Alam sekitar kita sesungguhnya menyediakan berbagai media yang dapat dipakai untuk pembelajaran yang kreatif langsung atau tidak langsung, yang dirancang untuk belajar maupun yang tidak dirancang namun dapat dimanfaatkan untuk memaksimalkan pencapaian kompetensi belajar.
     Dari pernyataan di atas, dapat dipelajari bahwa sebagai seorang pendidik seharusnya memiliki kreativitas dalam dirinya dengan cara memanfaatkan lingkungan dan alam sekitar, yang begitu banyak menyediakan bahan yang dapat menolong para pendidik dan dipakai dalam menyampaikan materi. Kreativitas itu bisa tumbuh di dalam diri seorang pendidik apabila mau mencoba dan menggunakannya.
    Selain beberapa manfaat di atas, ada beberapa manfaat lain dari menggunakan media pembelajaran yaitu, mengatasi berbagai keterbatasan siswa misalnya dengan menggunakan media maka, siswa dapat tertolong dalam melihat objek yang terlalu kecil seperti molekul, atom, sel dan bakteri. Selain itu dengan media dapat mengatasi keterbatasan ruang, misalkan guru hendak menjelaskan tentang bagian-bagian mobil, guru tidak mungkin membawa langsung mobil ke hadapan peserta didik, guru perlu alat bantu yang bisa menyederhanakannya, misalnya dengan gambar-gambar. Penjelasan tersebut menjelaskan bahwa media adalah salah satu bagian yang penting dalam pembelajaran yang dapat menyederhanakan benda yang amat besar ke dalam bentuk gambar dan lain sebagainya.
     Menggunakan media dalam pembelajaran juga dapat meningkatkan keinginan dan minat peserta didik, pengalaman menjadi semakin luas, persepsi semakin tajam, konsep-konsep dengan sendirinya semakin lengkap, serta keinginan dan minat untuk belajar selalu muncul. Untuk itu, guru seyogyanya mampu menggunakan media dalam pembelajaran karena memiliki banyak manfaat baik itu bagi guru maupun bagi peserta didik.

3. Fungsi Media Pembelajaran
Keberhasilan dalam belajar dipicu oleh beberapa faktor, salah satunya adalah penggunaan media. Penggunaan media dalam pendidikan menjadi salah satu penentu keberhasilan belajar karena media memiliki banyak fungsi, salah satunya sebagai perantara, wadah atau penyambung pesan-pesan pembelajaran. Ada beberapa fungsi dari media pembelajaran yaitu menangkap suatu objek atau peristiwa tertentu dan memanipulasi keadaan, peristiwa, dan objek tertentu, berikut penjelasannya.

      a. Menangkap suatu objek atau peristiwa tertentu
Peristiwa atau objek penting yang langka dapat diabadikan melalui foto atau video kemudian disimpan dan digunakan jika diperlukan. Misalnya, peristiwa gerhana bulan atau matahari yang hanya terjadi beberapa tahun sekali atau proses perkembangan bayi dalam rahim dari mulai sel telur dibuahi hingga menjadi bayi. Bahkan guru menjelaskan peristiwa penting yang terjadi di bangsa Indonesia yaitu proklamsi, melalui tayangan film dan lain sebagainya.

     b. Memanipulasi keadaan, peristiwa dan objek tertentu
Melalui media pembelajaran, guru dapat menyajikan bahan pelajaran yang bersifat abstrak dan sulit dijelaskan dengan hanya menggunakan kata menjadi lebih mudah dan dapat dimengerti dengan baik. Misalnya untuk mempelajari bagaimana kehidupan makhluk hidup yang ada di dasar laut, tidaklah mungkin guru mengajak semua siswanya untuk menyelam ke dasar laut, atau untuk mempelajari cara kerja manusia, tidak mungkin guru membedah dan memperlihatkan bagaimana cara kerja jantung memompa darah. Semua itu sulit dijelaskan bila menggunakan kata-kata belaka, tetapi akan lebih mudah dijelaskan jika ada media sebagai alat bantu yang bisa mempermudah guru.
        Menurut Robinson Situmorang (2014:29-32) mengemukakan fungsi lain dari penggunaan media pembelajaran yang dapat diperoleh dari kemampuan yang dimiliki media itu sendiri, kemampuan tersebut diantaranya:
- Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak nampak oleh mata menjadi lebih besar.
- Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh ke hadapan peserta didik,
- Menyajikan peristiwa yang kompleks, rumit, berlangsung dengan cepat atau sangat lambat menjadi    lebih sistematis dan sederhana.
- Menyajikan benda atau peristiwa berbahaya ke hadapan peserta didik.
- Meningkatkan daya tarik pelajaran dan perhatian peserta didik.
- Meningkatkan sistematika pengajaran.

           c. Mengatasi Keterbatasan Ruangan
      Fungsi yang ketiga adalah mengatasi keterbatasan ruangan. Apa maksudnya? Misalnya guru hendak menjelaskan tentang bagian-bagian mobil, tidaklah mungkin guru membawa mobil masuk ke dalam kelas, disinilah media disebut sebagai alat bantu dengan menampilkan gambar-gambar mobil, video tentang mobil atau menggambarnya di papan tulis. Contoh yang lain adalah jika guru menjelaskan tentang ruang angkasa, tidak mungkin membawa semua murisnya ke luar angkasa untuk menjelaskan. Di sini media sangat membantu, misalnya dengan menyediakan gambar-gambar luar angkasa, planet-planet, dan lain sebagainya. Sekali lagi tujuan disediakannya media adalah untuk mempermudah guru dalam menjelaskan pembelajaran.

    Dari beberapa fungsi media pembelajaran di atas, bahwa fungsi media pembelajaran adalah mempermudah guru menyampaikan informasi dan mempermudah peserta didik untuk lebih memahami materi yang guru sampaikan. Mengapa harus memahami tujuan, manfaat dan fungsi media? Supaya apa yang diajarkan benar-benar tersampaikan kepada siswa dan dapat dipahami dengan baik.




[1]Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Prenada Media Group), 169
[2]Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif  (Jakarta: Kencana Prenada Media Group), 234
[3]Andar Gultom, Strategi, Model dan Evaluasi ((Bandung: Bina Media Informasi), 59
[4]Dadan Juanda dan Maulana, Ragam Model Pembelajaran (Sumedang: UPI Sumedang Press), 289
[5]Dadan Juanda dan Maulana, Ragam Model Pembelajaran, 288
[6]Dina Indriana, Ragam Alat Bantu Media Pengajaran (Jogjakarta: Diva Press), 46
[7]Robinson Situmorang dkk, Desain Pembelajaran (Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka), 29-32






Friday, January 18, 2019

Media Audio Visual



Mengajar merupakan tugas seorang guru dan dapat dipandang sebagai bentuk usaha yang dilakukan oleh guru agar siswa belajar.  Mengajar dengan terampil akan diperoleh oleh pendidik apabila kreatif yang ada pada dirinya diterapkan, agar kegiatan belajar tetap menarik perhatian, tidak membosankan  sehingga peserta didik menunjukan sikap antusias dan ketekunan, penuh gairah dan berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.[1] Untuk menjadi terampil membutuhkan usaha yaitu menerapkan gaya mengajar dengan kreatif, contohnya menggunakan berbagai media dalam pembelajaran dan memakai beberapa metode pembelajaran yang ada.                      

              Dalam proses kegiatan pembelajaran, peserta didik kurang dimotivasi dan diperhatikan dalam hal ketertarikan terhadap materi, serta dalam hal mengembangkan kemampuan berpikir. Dari waktu ke waktu dalam pembelajaran, guru kurang dalam hal kepedulian terhadap minat peserta didik, komunikasi yang ada di dalam kelas hanya dilakukan satu arah, guru berbicara dan murid mendengarkan kemudian diarahkan untuk mencatat, menghafal, mengingat dan memendam hal-hal yang baru mereka terima tanpa diharuskan peserta didik memahami isi materi yang disampaikan guru dan tanpa mau tahu apakah peserta didik tertarik dan memiliki minat terhadap materi tersebut. Kebiasaan-kebiasaan tersebut menimbulkan hilangnya minat belajar peserta didik dalam mengikuti materi pembelajaran. Di sini, kehadiran media sangat membantu menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan berpikir siswa supaya menjadi seorang yang berpikir kreatif. Salah satu media yang bisa dipakai untuk mengajar adalah media audiovisual

       

Desktop, Laptop, Kerajinan, Masih Hidup, Maket, Tabel 

Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar.  Jenis media ini mempunyai kemampuan yang jauh lebih baik daripada media audio dan visual, karena media audiovisual mempunyai dua unsur yaitu unsur suara dan unsur gambar. 


Mengenai media audivisual, Ummyssalam A. T. A Duludu (2014:51) memberi pendapat yaitu, “Media audiovisual adalah media perantara atau penggunaan materi dan penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.” Sangat jelas bahwa media audiovisual merupakan perantara untuk menyampaikan informasi dari guru kepada siswa. Contoh  jenis media visual yaitu,


1. Video

Video merupakan jenis media pembelajaran jenis audiovisual karena memiliki dua unsur, penglihatan dan pendengaran. Video ini merupakan media yang menampilkan gerak semakin popular digunakan sebagai alat bantu pembelajaran yang walaupun durasinya yang cukup pendek. Pesan yang disampaikan lewat video bisa berupa kebenaran, misalkan tentang sebuah kejadian/peristiwa yang penting maupun berita teraktual. Media ini memiliki kelebihan yang lebih banyak daripada media audio dan visual. Kelebihan-kelebihannya adalah:

a)      Peserta didik dapat mengerti dengan jelas maksud guru yang ingin disampaikan,

b)      Dapat diulang kembali jika dibutuhkan.

c)      Menghemat waktu

d)     Ruang tidak perlu digelapkan jika diputar

e)      Dapat menarik perhatian untuk periode yang singkat

f)       Video yang diputar dapat di pause untuk mengamati gambar yang diinginkan

Hal-hal negative yang perlu diperhatikan sehubungan dengan penggunaan video dalam proses pembelajaran. Berikut ada beberapa kelemahan menggunakan video:

a)      Memerlukan peralatan yang mahal

b)      Perhatian penonton sulit dikuasai

c)      Partisipasi jarang dipraktikan

d)     Objek yang ditampilkan kurang mendetail


2. Film

Film adalah media yang menampilkan gambar-gambar hidup, memiliki dua unsur seperti audio dan visual. Film mempunyai fungsi yaitu sebagai hiburan bagi banyak penonton, mengabadikan sebuah moment bersejarah atau sebagainya, menampilkan tentang banyak program seperti pendidikan, keindahan alam, sejarah, dan lain sebagainya. Di sini fungsi film itu sendiri dapat membantu siswa tentang berbagai informasi dan mempelajari dan mempengaruhi sikap. Sebuah film dapat dikatakan sebagai alat bantu pembelajaran yang baik apabila, penyajiannya menarik, bahasanya digunakan dengan benar dan menyajikan informasi yang baru.

Dari setiap media pasti memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. walaupun begitu ketiga jenis media pembelajaran ini, bisa digunakan dalam membantu siswa memahami materi yang disampaikan pengajar. 

Seperti yang telah kita ketahui, bahwa media merupakan sebuah alat untuk menghubungkan kita dengan dunia luar, maka sangatlah penting bagi kita untuk dapat mengoperasikannya sehingga kita tidak mengalami kesulitan untuk mengetahui apa yang terjadi di sekeliling kita. Sehingga, dapat dikatakan bahwa media adalah sumber informasi terakurat bagi semua orang diberbagai belahan dunia. Apalagi bagi pendidikan, tanpa media, pembelajaran berjalan kurang efektif. mengapa? karena media adalah pelicin dalam mempermudah siswa mengetahui dengan lebih mudah.



[1]
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, 38 







Thursday, January 17, 2019

Media Visual


Media juga terbagi ke dalam beberapa jenis, yang dalam penggunaannya tidaklah asing lagi dalam aktivitas pembelajaran. Jenis media tidak dibatasi hanya pada orang atau pada kelompok tertentu. Semua orang memiliki kebebasan dalam mengelompokkan media, sepanjang apa yang dikelompokkan itu logis atau masuk akal. Pada halaman ini, akan membahas beberapa jenis media yang dapat digunakan dan membantu dalam pembelajaran supaya dapat berjalan dengan baik.          
      Dalam sistem pembelajaran yang semakin maju, fungsi guru sebagai pembawa pesan perlu dibantu dengan media agar proses pembelajaran dapat berlangsung efektif dan efisien, seperti yang dikatakan oleh B. S. Sidjabat (2014:296) yang berpendapat, yaitu, “Dalam proses terjadinya kegiatan belajar efektif selalu diperlukan media atau alat bantu pembelajaran”. Media sangat penting dalam proses pembelajaran. Dalam kenyataannya ada guru yang belum menganggap penting media dalam pembelajaran.Jadi, guru seyogyanya bisa memahami bahwa media sangat membantu menciptakan proses pembelajaran secara maksimal, efektif dan efisien.

Phone, Tablet, Screen, Mobile, Smart, Modern

      Media visual merupakan alat bantu guru yang penyampaian pesannya melibatkan penglihatan, media ini hanya bisa dilihat saja, tidak bisa di dengar. Menggunakan media visual dalam kegiatan belajar, juga merupakan pilihan yang banyak diambil oleh pengajar. Di bawah ini ada macam-macam audio visual.

1. Poster
Poster merupakan kata-kata yang bisa di baca, bisa dilihat, dan tidak bisa di dengar. Selain itu, poster juga dilengkapi dengan gambar-gambar, kata-kata, berkolaborasi dengan warna sehingga membuat siswa tertarik untuk membaca poster tersebut. Poster bisa dijadikan sebagai media yang dapat digunakan untuk mendidik anak-anak supaya mematuhi setiap perintah yang diberikan oleh pengajar. Seperti poster  "Buanglah Sampah Pada Tempatnya". Jika poster dibuat dengan desain yang menarik dan menempelnya, guru kemudian mengarahkan supaya membaca, mengingat dan melakukannya.

2. Grafik
Contoh media visual berikutnya adalah media grafis. Media grafis merupakan jenis media visual karena menyampaikan pesan melalui simbol, angka-angka, garis-garis, titik-titik, untuk menjelaskan data statistik. Grafik dibuat semenarik mungkin yang bermaksud menarik suapaya garafik mudah dipahami. Media visual ini memiliki kelebihan yaitu, pemikiran lebih tajam, dapat membuat peserta didik mengerti isi materi lebih mendalam dan dapat membuat peserta didik berpikir lebih spesifik. 

3. Gambar atau Foto
Melalui gambar yang disajikan oleh pengajar, dapat mengalihkan perhatian siswa menjadi lebih fokus. karena kebanyakan anak lebih cepat memahami ketika melihat gambar-gambar. Misalkan guru hendak menjelaskan tentang "Kehidupan di Bawah Laut", maka siswa lebih menangkap gambar daripada penjelasan guru. Dengan menggunakan media gambar, imajinasi anak lebih berkembang. Selain dapat menggambarkan begitu banyak hal, harganya juga praktis, bisa juga didapat dari koran, majalah dan lain-lain. Itu semua bergantung pada kreatifitas guru dalam menciptakan media pembelajaran.

Dan yang perlu dipahami oleh guru bahwa setiap anak memiliki minat dan kebutuhannya masing-masing, misalnya anak yang tinggal  di perkotaan berbeda minatnya dengan anak yang tinggal di pedesaan. Dalam hal pembelajaran, bahan ajar dan penyampaian sedapat mungkin diselaraskan dengan minat dan kebutuhan anak tersebut. Ada anak yang dalam kemampuannya hanya bisa menggunakan media audio, ada juga anak yang memahami pelajaran dengan media visual, ada pula anak yang hanya memahami materi menggunakan media audiovisual, bahkan ada anak yang bisa memiliki kemampuan dengan media apa saja. Yang perlu diingat oleh setiap pengajar adalah memperhatikan kemampuan anak dan menyesuaikan. Walaupun tingkat kemungkinannya kecil bahwa seorang guru menyesuaikan pengajarannya dengan begitu banyak anak yang ditemui tetapi sebisa mungkin ada usaha dari pendidik untuk memenuhi minat dan kebutuhan yang berbeda. Dan sesuatu yang bisa menarik minat dan dibutuhkan anak, akan menarik perhatiannya, dengan demikian mereka akan bersungguh-sungguh dalam belajar.
Guru dipandang sebagai orang yang paling mengetahui kondisi belajar dan permasalahan belajar yang dihadapi oleh peserta didiknya, karena hampir setiap hari guru berhadapan dengan peserta didiknya.Karena itu, guru dituntut untuk kreatif dalam pembelajaran khususnya dalam menggunakan media,agar peserta didik dapat belajar secara efektif. Kreativitas menggunakan media dapat meningkatkan minat belajar peserta didik. Dalam kenyataannya, guru kurang kreatif dalam menggunakan media pembelajaran sehingga mengurangi minat belajar peserta didik.Tumbuhnya kreativitas di dalam diri guru memungkinkan terwujudnya ide perubahan dan upaya peningkatan terus menerus.[1]Artinya bahwa guru yang kreatif selalu mencari cara bagaimana agar proses pembelajaran semakin menarik dan menyenangkan.
Untuk memperoleh hasil yang optimal dalam pembelajaran, guru dituntut untuk kreatif dalam penggunaan media, supaya peserta didik memiliki gairah dalam mengikuti pembelajaran dan juga terciptanya proses belajar yang efektif. Ketidaktahuan guru mengenai media menjadi masalah dalam hal terciptanya pembelajaran yang efektif,sehingga membuat peserta didik kurang gairah dalam belajar. Andar Arsyad mengatakan hal serupa yaitu, “Pemakaian media pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologi terhadap siswa.”[2]Artinya bahwa kehadiran media dalam pembelajaran membantu peserta didikuntuk lebih mengerti apa yang guru sampaikan dan membantu meningkatkan minat belajar peserta didik.

Supaya media yang digunakan itu efektif atau sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, maka guru juga perlu terampil dalam mengemasnya. Berbicara  mengenai keterampilan dalam mengajar sangat berkaitan dengan gaya guru dalam mengemas dan menyampaikan materi, serta tidak lepas dari kemampuan guru yang dimilikinya. Pada umumnya, guru yang terampil dalam mengajar adalah guru yang tidak hanya mengetahui teori, tetapi juga kreatif dalam artian mampu membawakan materi dengan menarik minat siswa dalam belajar disertai media pembelajaran.
            Hal ini berarti bahwa keterampilan guru itu bukan hanya lahir dari sebuah pelatihan tetapi juga dilakukan dan diasah secara perlahan-lahan sehingga menjadi guru yang terampil dalam mengajar, disertai dengan niat mendidik yang tulus, karena sangatlah berbeda seorang guru yang mengajar menggunakan ketulusan dengan seseorang yang kurang tulus. Karena tanggungjawab seorang guru mengajar dan membimbing siswa merupakan suatu tugas yang amat berat, sehingga diperlukan hati yang tulus untuk mengajar.

Dalam sistem pembelajaran yang semakin maju, fungsi guru sebagai pembawa pesan perlu dibantu dengan media agar proses pembelajaran dapat berlangsung efektif dan efisien, seperti yang dikatakan oleh B. S. Sidjabat (2014:296) yang berpendapat, yaitu, “Dalam proses terjadinya kegiatan belajar efektif selalu diperlukan media atau alat bantu pembelajaran”. Media sangat penting dalam proses pembelajaran. Dalam kenyataannya ada guru yang belum menganggap penting media dalam pembelajaran.Jadi, guru seyogyanya bisa memahami bahwa media sangat membantu menciptakan proses pembelajaran secara maksimal, efektif dan efisien.


[1]Cece Wijaya dan A. Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, 190
[2]Andar arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: Raja Gra Findo Persada, 2007), 15